Minggu, 23 Oktober 2011

Im not Carine Im Clairine


Aku hanya bisa menangis di sore hari yang sunyi . Aku nggak mungkin ke sini dengan penampilanku yang sebenarnya . Aku menangis dengan penampilan-ku yang palsu . Aku menangis di bawah pohon yang besar ini seakan-akan aku tak punya nyawa .

            Di tengah suara tangisanku , “Hei , ngapain kamu disitu ?” Aku hanya terkejut dengan suara itu . “Hey , kamu nangis ?” Aku tambah terkejut setelah mengetahui bahwa orang itu adalah cowok yang kutangisi sekarang . Aku langsung mengusap air mata yang membasahi pipiku . “Nggak kok” kataku dengan tidak jujur . “Nggak mungkin , mata kamu merah gitu , tadi aku juga mendengar suara tangisan & disini coma ada kamu” ucap’a sambil duduk di sebelahku . Aku hanya bisa diam dengan detak jantungku yg semakin kencang . “Ya udah , kalo kamu nggak mau jawab” katanya dengan lesuh , tapi aku tetap diam walaupun aku merasa bersalah karena aku tak menjawab pertanyaannya . 
Ia membuat mulutku menjadi lebih tidak bisa bergerak ketika Ia mengajakku berkenalan dan menanyakan namaku . Aku benar-benar tidak tau menjawab apa . Nggak mungkin dong aku bilang kalau aku itu Clairine , orang yang ia benci . Kalaupun aku bilang aku adalah Clairine , mungkin dia tak akan percaya & bahkan ia makin membenciku . “Alo ??? Kok diem sih ? Nama kamu siapa ?” tanyanya kembali . “Aku ? Aku Carine” jawabku yg membuatnya mengangguk tanda mengerti . “Ooo , Carine , Namaku Avel” ucapnya dengan senyuman , tapi aku tetap diam . “Kamu tinggal dimana ? Kayaknya kmu bukan anak komplek sini” badanku serasa digigit semut merah saat medengar Avel bertanya tentang itu . “Iya , aku memang bukan komplek sini” jawabku dengan takut . “Lalu ….” “aku pergi dulu ya , udah mau malem nih” ucapku yang memotong pembicaraannya serta langsung menaiki sepedaku dan pergi “Maaf aku memotong pembicaraanmu dan maaf aku bohong , Vel” batinku
            “Avel , dia yang membuatku menangis , dia juga yg menghiburku” ucapku dalam hati . Avel adalah orang yang kucintai sejak SD kelas 6 sampai sekarang , aku berusaha melupakannya tapi aku tidak bisa walaupun dia telah menghiraukanku saat aku ingin mengungkapkan perasaanku , dan akhirnya aku memilih berjalan di jalan tengah yang banyak resiko’a . Saat aku berada di tengah jalan , aku berusaha membuang muka saat bertemu dengannya , aku memfitnahnya di depan yang lain & aku membicarakannya dari belakang . Dan sekarang aku sadar atas perbuatanku , aku ingin dia tau kalau itu coma main-main karena permainan yang telah kulakukan berakhir sia-sia . Aku kalah dalam permainan ini padahal aku sendiri yang membuat permainan ini , perasaan cinta yang terlalu besar me-menangkan permainan ini . Tadi siang , dia melewatiku lalu melemparkan sepucukkertas ....
KENAPA LU LAKUIN INI SEMUA , CLAIRINE ???
Disaat itu juga air mataku langsung turun setetes demi setetes , Aku hanya tertunduk dan selalu mengelap air mataku agar sahabatku tidak mengetahuinya . Aku langsung berlari sejauh-jauhnya . Aku tak taw harus menangis di mana , dengan siapa . Akhirnya aku mengikat rambutku menjadi dua , memakai kacamata besar , dan berdandan sebeda-bedanya dari pribadiku . Hanya dengan itu aku dapat menangis dengan bebas tanpa dikenali orang . Tetapi karena ide konyolku , Avel jadi bertemu Carine , nama samaran yang kupakai . Tapi pribadi Carine membuatku terhibur & membuatku berbohong .
                 Kebohongan itu Membuatku Nyaman               
                Aku hanya berdiri di bawah pohon besar & di tengah terik matahari  , melihat panasnya saat itu . Panasnya saat itu membuat mataku mengekerut seperti dipijat . “Carine , kok disini sih ? Panas tau , nanti kamu sakit “ ucap Avel yang tiba-tiba datang dan meneduhkan keplaku dan kepalanya dengan jaket yg dibawanya . Detak jantungku langsung melaju drastis , aku hanya menampakkan wajah kaget kepadanya . “Kenapa kamu liatin aku gitu ?” tanyanya . “eh , nggak pp kok”ucapku yang langsung mengalihkan pandanganku dari mukanya . “Eh , duduk dibawah pohon aja yuk” ucapnya sambil menarik tanganku ke bawah pohon . 
Setelah beberapa menit kita duduk duduk , tiba-tiba teman-teman Avel datang di hadapanku dan Avel . “Ciee , Avel .. Tuh siapa Vel ???” Tanya salah satu dari mereka. “Nggak ama si DIA lagi nih ???” sambung salah satunya lagi . “Apa ?” ucapku dlm hati. “Cantik juga Vel  lu pilih gk kalah cantik ama Cla cla cla itu” sambung yang lain . “Cla ? Clarissa ?” batinku . Hatiku terus bertanya-tanya. “Apa-apaan sih lo ??? Kok lu pada bisa ada disini ?” Tanya Avel yg sama terkejutnya denganku . “Dari tadi kita udh cariin lu Vel , ternyata lu ada disni”ucap salah satu dr mereka. “Vel , aku pulang dulu ya . Bye” ucapku yang langsung pergi meninggalkan Avel & teman-temannya . “Tunggu Rine” ucap Avel disaat aku sudah menaiki sepedaku . Aku mendengarnya tp aku hanya menengok sebentar lalu pergi dengan sepedaku . “Apa yang maksud mereka ya ???” ucap batinku yg masih bertanya-tanya .
                “Aku masih bingung dengan perkataan mereka , Cla ? Cla siapa ? Apa Clarissa ?” tanyaku dalam hati . Clarissa adlh cewek termanis yang pernah kutemui . Walaupun dia manja , tapi tetap saja senyuman manis dia nggak akan pernah hilang dari wajahnya . Dia juga menyukai Avel , sgt menyukainya . Mungkin Avel juga menyukai Clarissa . Walaupun mereka tak dekat .
“Loh loh loh ? Kok ada Clairine ? Pohon itu ? Itu kn pohon yg kemaren Avel dudukin ama cewek asing itu ? Apa jangan-jangan…” ucap seseorang yg bersembunyi di blkg tembok dr kejauhan
            Aku merasa lega saat aku mengetahui bahwa Avel tdk ada , Siang ini aku pergi ke pohon ini tanpa kebohongan dlm tampilanku . Aku hanya merenung di sana , menenangkan hati di bawah pohon yg melindungiku dr sinar matahari . “Tadi sikap Avel aneh bgt ya , biasa dia bandel tp hari ini gak tuh” kataku sambil berpikir. Setelah hamper 1 jam akhirnya aku memutuskan untuk balik . PRANG . “Suara apa itu ?? apa ada orang ? Apa itu Avel ?” ucap batinku , aku pun langsung meninggalkan tempat itu buru-buru .              “Vel , tadi gua liat Clairine ke pohon itu” ucap teman Avel yg bernama Gio “Hah ? Pohon yg mana ???” Tanya Avel . “Pohon tempat lu ama cewek asing bertedu  , tp dia gk pake sepeda” Jawab Gio . “Maksud lu ???” Tanya Avel yg dibuat bingung oleh Gio . “Avel , maksud gua siapa tau cewek asing itu Clairine . Muka mereka kn agak mirip” Jawab Gio meyakinkan . “Gk mungkin cewek asing itu namanya Carine” ucap Avel . “Nah ! namanya aja mirip . Coba lu pikirin deh” kata Gio sambil menepuk bahu Avel . “Bener juga ya kata Gio , nama’a mirip , muka’a .. , juga agak mirip . Apa bener ?? Klo bener knp hrs nyamar lalu bohong lagi … Aduh gk mungkin gk mungkin” batin Avel kebingungan .
Kebohongan itu Memberikanku Cinta
                “Karena kebohongan yg kubuat , aku jadi selalu ingin kesini dengan keadaan seperti ini” ucapku dlm hati sambil tersenyum . Aku melihat cuaca sudah mendung , tp entah kenapa aku tetap tk mau pergi padahal aku taw klo nanti pasti hujan . Rasanya hatiku sudah seperti magnet yang selalu tertarik pada tempat ini . CREEES .
Hujan itu akhirnya mengguyurku tp aku tetap diam & bingung mau bertedu dimana . “Carine , kamu kok disini ?? Ini hujan Rine” ucap Avel dr rumahnya yang tidak jauh dr pohon itu. “Avel ?” Tanya batinku . Aku melihat Avel yang kembali masuk kerumahnya , aku kecewa karena aku kira dia menghiraukanku yang terguyur basah oleh air hujan . Tapi aku melihat Avel lagi yang keluar rumah sambil membawa payung dan berlari kepadaku . Saat sampai di depanku ia membuka payungnya dan meneduhkan kepala kami dr tetesan hujan . Rasanya seperti di film-film , berdua-duaan di tengah hujan . “Carine , kamu lepas aja kacamata kamu , kacamata kamu udah berembun & penuh dengan air” Aku langsung menengok kepadanya , badanku seperti di setrum mendengar permintaan itu. “Apa ? Nggak papa kok” jawabku yang langsung menolak’a . “Lagian , kayak’a kamu lebih cakep gk pake kacamata” ucap’a kembali . Aku hanya diam dan langsung menunduk melihat jalan yg basah . “Carine , mendingan kita duduk & berteduh di bawah pohon aja” ajaknya sambil menunjuk pohon besar itu . 
Aku hanya mengangguk menandakan setuju . Akhirnya kami berteduh di bawah pohon itu , aku merasa hangat di sebelahnya walaupun cuaca saat itu membuat udara sgt dingin . Jantungku seperti di spa saat Avel memandangku dengan dekat , “Kamu cakep banget sih Carine” ucap’a dengan nada yang halus . Aku hanya menampakkan wajah bingung dan tak menyangka  “Iya , kamu cakep bgt . Aku suka ama kamu” ucapnya . Aku tambah terkejut mendengar hal itu , mulutku menjadi es . Andai mulutku dapat bergerak , aku pasti akan bilang suka juga padanya . Tapi rasanya nggak mungkin karena yang dia suka bukan aku , tapi yang dia suka Carine . Aku hanya diam tak berkata apa-apa . “Aku tau , ini kamu Clairine” ucap Avel dlm hatinya . “Hei , kok diem aku salah ngomong ya ??” Tanya Avel padaku lagi . Aku tambah bingung , udara ‘a yang tadi dingin sekarang menjadi panas . “Nggak kok” Ucapku dengan muka tertunduk . “Udah lah gak usah dipikirin” ucapnya sambil mengalihakan pandangannya dariku . Setelah beberapa menit kita berteduh , hujan tidak berhenti malah yang ada hujan semakin deras disertai angin & udara yang sangat dingin . Aku meng-genggam kedua tanganku dan menaruhnya di bawah leher , mulutku menggigil tk bisa berhenti . “Kmu kedinginan ya ?? Nih ada jaket pakai aja . 
Nanti kamu sakit” ucapnya sambil melepaskan jaket yg Ia pakai dan memakainya dia atas bahuku . “Nggak usah Vel , nggak papa kok” balasku mulai melepaskan jaketnya . “Nggak boleh , kamu bisa sakit . Aku gak ijinin kamu gk pakai jaket” kata Avel sambil menaruh jaketnya kembali di atas bahuku . “Kamu sendiri gimana ???” tanyaku sambil mentap mukanya . “Aku ? Aku nggak papa kok . Lebih baik aku yg sakit dr pada kamu , aku lebih nggak rela & khawatir kalau kamu yang sakit” ucap Avel . Aku benar-benar senang atas kata-katanya itu , rasanya kalau tidak ada orang disitu aku ingin berteriak “AKU MERASAKAN CINTA” sekeras-kerasnya pada dunia ini . Aku hanya terdiam & menunduk ke bawah . Dia hanya tersenyum manis melihatku . “Kamu beneren gk kedinginan ??” tanyaku meyakinkan Avel . “Nggak Carine , kamu tenang aja” ucapnya sambil mengacak – acak rambut atasku yang membuat pipiku merah. Setelah hampir satu jam lebih , akhirnya hujan itu-pun berhenti . “Avel , hujannya udah berhenti . Aku balik dulu ya , makasih ya jaketnya” ucapku sambil berdiri dan melepaskan jaketnya dari bahuku . Aku memberi jaket itu kembali pada pemiliknya . “Yaah” ucapnya dengan lesuh , aku hanya tersenyum kecil melihatnya . Akhirnya Avel-pun mengambil jaketnya kembali . “Ya udah , hati-hati ya Carine . Bye – bye” kata Avel sambil melambaikan tangannya padaku . “Aku tau kamu Calirine , aku hafal caramu berbicara . Aku tau sikap kamu” ucap Avel saat Clairine & sepeda itu sudah jauh darinya .
Semua ini Ada Akhirnya
                Aku hanya bisa berpindah-pindah posisi untuk mencarinya di bawah terik matahari yang menghantam badanku . Matahari itu terus menghatamku seakan-akan membuatku untuk berteduh sementara di bawah pohon , tapi aku tidak akan berteduh walaupun hanya untuk semenit , ataupun sedetik . Karena sekarang sedetik itu sangat berharga bagiku . “Kemana Avel ? Kok gk ada ??” ucapku dlm batinku  yang sedang panik . “Udah ku-duga kamu akan kesini” ucap seseorang bernada serak . Suara itu membuatku memutarkan arah badanku ke belakang , “Avel ??” ucapku yang terkejut dengan kedatangan Avel di belakangku . “Iya , ini aku . Tumben kamu kesini lebih siang” ucapnya yang terlihat bersinar di bawah matahari . “Iya , hari ini pulang cepet . Kamu sakit ya ??” ucapku dengan muka khawatir . “Kok kamu tau kalau aku sakit ??” Tanya-nya yang membuat jantungku berdetak seperti lari marathon . Aku berusaha mencari alasan yang masuk akal di tengah terik matahari . “Ehm , soalnya muka kamu keliatan pucet sih” tutur-ku dengan ragu-ragu . Aku semakin takut saat ia menatapku dengan penuh kebingungan . 
Rasanya kau ingin lari sejauh – jauhnya dari tempat itu . “Aku kelihatan pucet ya ???” Tanya-nya padaku yang tertunduk ke bawah . “Iya” jawabku dengan nada suara yang kecil . “Duduk yuk panas nih” ajaknya seraya menarik tanganku ke bawah pohon . Di bawah pohon , ia menjelaskan penyebab dia sakit . Ia bilang karena hujan & cuaca dingin kemarin yang  menyebabkannya terserang flu . Di saat itu juga aku tak bisa menahan ke-khawatiranku , rasanya ke-khawatiranku seperti kuda liar yang menerobos keluar dr kandangnya . Tetapi ia bilang aku tak perlu meng-khawatirannya , ucapnnya itu mebuat pipiku memerah tomat . “Carine , kamu tau gk ??” Tanya-nya . Aku hanya menjawab dengan menampakkan wajah bingung padanya . “Dulu aku punya teman , dia cantiiiiiik banget , dia juga baik . Aku sayang bgt ama dia” ucapnya dengan nada halus yang membuatku merasakan sakitnya perasaanku saat mandengarnya . “Terus ? Kamu tembak dong ?” sambungku dengan senyuman kecil di bibirku . “Nggak , dia keburu membenciku sebelum perasaanku terungkap . Kamu tau ,dia sangat membenciku mungkin sampai sekarang . Sedangkan aku masih mencintainya sampai sekarang” ucap Avel sambil menengok padaku . 
Badanku seperti ingin pingsan mendengar kata terakhirnya , mulutku ingin memberitahunya bahwa ada aku yangmasih mencintainya . Tetapi sekarang hanya satu kalimat pertanyaan yang muncul di-pikiranku yang kacau ini , “Siapa yang dimaksud Avel ??”. Aku pun mengutarakan pertanyaan yg terlintas di-pikiranku , “Nama cewek itu siapa Vel ?” tanyaku dengan pandangan ke bunga yang layu . “Namanya Clairine” jawabnya dengan senyuman kecil . “Aku ?” ucapku dlm hati , rasanya ada yang menancapkan pisau tepat di hatiku . Sekejap perasaanku menjadi senang sekaligus menjadi sangat sedih . Sadar , hanya itulah yang aku rasakan saat itu , sadar akan perbuatan yg kulakukan itu salah . Air mataku sudah berada di ujung mata . “Itu rumahnya , pagar putih” sambung Avel sambil mengarahkan telunjuknya ke satu rumah ber-pagar putih . “Itu rumahku dulu . apakah benar yang dimaksud itu benar-benar aku , Clairine” ucapku dalam hati , aku tak tau bagaimana ekspresi mukaku saat itu tapi yang pasti di saat itu aku seperti terkena serangan jantung . Aku hanya dapat diam , menutup mulutku , dan menahan air mata yang ingin keluar dari mataku . 
“Kok kamu diam Car ?” Tanya-nya yang makin membuatku bingung menjawab dengan jawaban apa . Matahari yang tadinya membuat kami panas sekarang menjadi gelap segelap hatiku sekarang . “Vel , aku pulang dulu ya . Udah mau hujan nih , bye Avel” ucapku yang langsung berlari ke sepedaku dengan air mata yang terlanjur membasahi pipiku . Kata tunggu itu memang terdengar oleh ku , tapi aku tak mungkin menanggapi kata yang keluar dr mulut Avel . Jika aku menengok padanya , semuanya akan hancur dan Avel makin membenciku . Aku hanya dapat mebiarkan air mataku bercucuran membasahi pipiku  , aku tak bisa menahan keinginanku untuk menangis . Aku Menyesal  itulah kata-kata yang ingin aku ucapkan pada Avel . “Aku taw kamu itu Clairine . Kenapa kamu masih mau berbohong ? Kenapa kamu pergi ??” Tanya Avel di dlm hatinya saat ia melihat Clairine yang sudah pergi jauh .
                Hari ini udara tak bersahabat denganku , matahari yang menyinari – ku di tengah lapangan sekolah ini menjadikanku semakin tak bernyawa hari ini . Aku seperti patung yang tak bisa bergerak , dan bisa dimain-mainkan . “Hari ini tak akan ada sosok Carine di bawah pohon itu lagi , selamat tinggal Carine” ucapku sambil memandang langit yang terang benderang . “Hai Carine” ucap seseorang dari arah belakang . “Suara itu familiar banget” ucapku dlm hati sambil mengingat – ingat suara itu & mulai membalikkan badan ke belakang . “Avel ??” ucapku yang terkejut krn kedatangan Avel yang tiba” berada di belakangku . “Kenapa kemaren kamu pergi ?” Tanya Avel yang membuatku membulatkan kedua mataku . “Kenapa bengong Carine ? Eh salah deh maksudku Clairine” ucapnya yang membuatku merasa bersalah . “Apakah Avel sudah mengetahui ini semua ???” tanyaku dalam hati . Aku hanya diam & tidak tau ingin menjawab apa . Aku berniat untuk berlari dan meninggalkan Avel di bawah panasnya hari itu , “Eits , mau kemana kamu Airin ?” tanyanya sambil mencegah langakah-ku . Aku hanya terdiam & tertunduk merasa bersalah . “Aku minta maaf Avel , aku gak bermaksud untuk bohongin kamu , coma ….” Ucapku sambil menjulurkan tangan tanda permintaan maaf . “Coma apa Clairine ???” sambung Avel sambil menatapku dengan pandangan tajam . “Coma aku … Pokoknya aku beneren gk niat untuk membohongi mu .
Saat itu aku lagi nangis , dan tiba-tiba kamu datang dan kamu tanya siapa namaku . Aku bingung jawab apa , jadi aku jawab aja Carine . Aku minta maaf Avel” ucapku sambil menatap Avel dengan takut . “Kamu gk usah minta maaf & gak usah jelasin semuanya . Aku taw semua’a kok , tadinya akunggak taw . Tapi setelah Gio bilang kalau kamu pernah ke pohon itu , aku jadi sadar dan aku liat-liat Carine itu mirip ama kamu . Kamu gak usah minta maaf , malah aku yang mau minta maaf karena kemaren udah buat kamu ketakutan lalu nangis lagi” ucapnya sambil menatapku dengan senyuman . “Jadi kamu gk marah Vel ??” tanyaku yg masih tertunduk merasa bersalah pada Avel . “Dengerin ya Clairine …” ucapnya sambil mengambil & memegang kedua tanganku serta menatapku dengan kedua matanya yang indah .
Aku hanya kembali mantapnya dengan pipiku yang mulai me-merah . “Aku nggak marah ama kamu , orang yang aku cintai dr kelas 6 . Aku bener-bener sayang ama kamu , Clairine” ucapnya dengan tatapan yang dalam padaku . “Jadi ? Yang kemaren beneran ??” tanyaku yang masih ragu dengan pernytaannya , walaupun pipiku sudah merah tomat . “Iya Clairine , masa aku bohong” jawabnya sambil diselingi senyuman kecil . “Nggak , yang kamu suka bukan aku , Clairine . Tp yg kamu suka Carine” ucapku mngelak semua’a . “Nggak Airin , yang aku suka itu kamu , Bernadeth Clairine” ucapnya . Karena ucapannya itu hari yang tadi membuat kami berkeringat kini menjadi hangat di antara kami berdua . Aku hanya diam , menahan rasa malu . “Kok diem Rin ?? Aku salah ngomong ya ??” tanyanya yang menatapku . “Eh , nggak kok” ucapku di bawah cuaca yang menjadi sejuk . “Lalu ?” ucapnya yang membuatku menatap matanya juga . “Lalu , kamu mau jadi pacarku ?”ucapnya dengan nada lembut yang masih memegang tanganku erat . Aku hanya terkejut dengan ucapannya barusan , aku hanya diam menikmati sepoian angin saat itu .

“Halo ?” ucapnya sambil melambaikan tangannya di hadapanku . “Iya , aku mau kok” ucapku yang disusul dengan senyuman kecil dari bibirku . “Kamu gk bohong kn ?? Jadi kamu gak benci ama aku ?” Tanya Avel yang membuatku berkata jujur . “Sebenernya , aku nggak pernah benci ama kamu . Aku coma mau lupain kamu , jadi aku jauhin & benci kamu tp tetep nggak bisa karena aku juga udah suka kamu dr kelas 6” ucapku dengan muka yang malu-malu . Ia langsung memelukku dan membisikkan janji bahwa ia berjanji akan menyayangiku & melindungiku sampai kapanpun . Aku hanya bisa diam & mulai membalas pelukannya dan membisikkan “Terima kasih Avel” diselingi senyuman lebar dr bibirku . Sekejap aku menjadi hangat dari sepoian angin-angin itu . “Cieeee !!!! Avel , Airin . Piwit !!! Cikiciuw !!” teriak anak” lain yang mengejutkan kami beruda . Semenjak itu , hari-hari ku menjadi indah seindah bunga-bunga yang tumbuh di pohon besar itu . “Makasih Carine” itulah kata yang aku bisa ucapkan saat itu . Tapi tetap saja “I’m Not Carine , I’m Clairine”

Hantu Miyu

Claudy, Jessica, Miyu, Mikaru, Breda, Puina, dan Wendy adalah sahabat yang dekat sekali, bahkan tak ada yang dapat masuk kepersahabatan mereka, musuh mereka adalah Qindy, dan Dhein. Hari ini hari Sabtu, biasanya saat detik-detik mau pulang kelas tidak ada yang mengawasi, saat itu Miyu, Puina, dan Jessica sedang bercanda ria didepan pintu, Puina melihat Alex.Puina ingat bahwa temannya Miyu menyukai Alex, Puina pun membisiki Jessica,

'Jess, gimana kalau kita tarik Miyu keAlex ?'ide Puina

'Wah, setuju Na, yuk kita tarik !'balas Jessica, lalu mereka berdua memegang tangan Miyu kuat-kuat.'Apa-apaan nih ?! Lepasin gue ga ?!'teriak Miyu

'Udah Miy, ikut aja'kata Jessica, lalu Miyu pun merasakan sesak yang mendalam didadanya.'Sumpah ! Gue sesek banget, sakit ! Plis lepasin gue, gue tu sakit !'mohon Miyu

'Apaan sih ni ?!'tanya Claudy

'Ini mau bawa Miyu keAlex, ayo gabung !'ajak Jessica sambil terus menarik Miyu

'Udah deh ! Liat mukanya Miyu pucet banget'kata Mikaru, tetapi Puina dan Jessica tetap menarik Miyu, dan akhirnya Miyu pun ada dipelukan Alex, dan tiba-tiba saja Miyu berdiri, matanya merah.Miyu pun mengambil silet dari tempat pensil Breda.'Loe mau ngapain ?!'bentak Puina

'Ya loe mau ngapain ?! Kitakan cuma bercanda doang !'bentak Jessica yang mulai takut

pisau

'Apa loe bilang !! Bercanda ?! Bercanda loe keterlaluan tau !! Sakit dada gue, ketimbang gue ngerasain sakit dada ini, mending gue mati tau !!'kata Miyu, tapi Puina mengambil silet itu.Jessica pun tak sengaja mendorong Puina, dan silet itu pun menusuk perut Miyu.

'Loe beneran..gue pingin..gue mati...!! Awas..loe Puina dan Jessica'kata terakhir Miyu yang dapat didengar oleh semua orang.

'Puas loe ! Puas loe liat Miyu mati, ini yang namanya Sahabat !!! Jahat loe pada !!'bentak Wendy sambil bergelinang air mata.Wendy mendekati Miyu yag sudah berlumuran darah, Alex yang kaget langsung berlari menyari guru.

'Miyu !!!!!!!!!'teriak Mikaru, Breda, Wendy, dan Claudy bersamaan.Puina dan Jessica hanya termenung bergelinang air mata, mereka merasakan sakit yang mendalam, bahkan lebih sakit dari sakit yang Miyu rasakan.

Tahun terus berlalu, persahabatan Claudy, Mikaru, Wendy, Puina, Jessica, dan Breda terus berjalan, meskipun terkadang mereka bergelinang air mata mengingat Miyu.Tahun ini mereka berencana menginap di villa Mikaru.Jessica masi mengingat Miyu.Mereka tidur dengan lelap dikamarnya masing-masing, tetapi hanya Puina yang tak bisa tidur.Puina merinding terus, bulu kuduknya berdiri.Tiba-tiba ada bayangan gadis cina cantik dikaca, itu Miyu ! Puina menucek-ucek matanya, seakan tak percaya.Tetapi bayangan itu tetap ada, mata bayangan itu merah, seperti menyimpan dendam mendalam.Bayangan itu berkata

bayangan miyu

'Awas Ina, kau akan merasakan apa yang akan gue kasih sama loe !'

'Miyu ?! Apa itu kau ?! Semua rindu padamu ?!'kata Puina

'Rindu ?! Aku rasa hanya Mikaru, Breda, Wendy, dan Claudy doang deh !'bentak Miyu, lalu Wendy masuk kekamar Puina, disaat bersamaan Miyu menghilang.'Kamu kenapa teriak-teriak ? Ngomong ma sapa si ?'tanya Wendy heran

'Oh..Tak apa'kata Puina

Bersambung...

Sahabat



Sahabat ...
Kata itu selalu ada dalam hati ini
Selalu tersimpan dalam lubuk hati ini
Bukan hanya sekedar kata
Tapi jauuuuuuh lebih dari itu
Ku anggap kalian lebih dari saudara
Jika saja perpisahan membuat kita jauh
Membuat kita seakan tak seakrab dulu
Tak ada yang perlu disalahkan
Waktu dan keadaan yang membuat jadi seperti sekarang ini
Kurangnya kebersamaan membuat kita retak
Membuat kita sedikit jauh
Membuat kita merasa tak saling peduli lagi
Membuat kita merasa seakan di cuekkan ,,, dan di acukan 

Tapi... Itu semua salah besar
Yang harus kau tahu ...
Jauh didasar hati yang paling dalam
Aku sayang kalian
Kalian adalah segalanya ...
Dalam duka
Senang,,,
Sedih
Canda dan tawa telah kita lewati bersama
Dan nyatanya tanpa aku sadari kalian selalu ada buatku
Itulah yang membuatku tak akan pernah lupa dengan kalian ....
Walau waktu telah berlalu...
Walau kita tak pernah bersama lagi seperti dulu
Aku tak akan pernah lupa dengan persahabatan kita .... 

Sulit dan amat teramat sulit menemukan sosok sahabat seperti kalian...
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan jika kesalah pahaman membuat ada benci diantara kita
Maaf... maaf... ,maaf ...
Hanya itu yang bisa ku ucap .... sebagai manusia yang tak lepas dari salah 

Terima kasih atas semuanya, terima kasih menjadi sobat terbaikku... Dari kalianlah aku tahu dan mengerti arti sebuah sahabat.

Love U 4 ever flend2